Senin, 29 Agustus 2016
Wiro Sableng #89 : Geger Di Pangandaran
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : WASIAT IBLIS
SEPASANG mata Pendekar 212 sesaat membesar tak berkesip. Dadanya berdebar keras. "Dewi Payung Tujuh! Akhirnya kutemui kau!" kata Wiro menggeram dalam hati. Kalau dituruti amarahnya, rasanya mau dia menyerbu si gadis saat itu juga. Sambil mengepalkan tinju murid Sinto Gendeng berusaha menekan gejolak dendam yang bersarang dalam dirinya sejak beberapa waktu.
Orang tua pemilik rumah makan menyambut kedatangan Wiro lalu dengan ramah mempersilahkan tamunya ini memilih tempat duduk. Namun sang tamu sama sekali tidak mengacuhkan. Terus saja memandang melotot ke arah gadis berpakaian biru berkembang-kembang kuning yang duduk di sudut rumah makan, asyik menyantap makanan.
"Kalau kuhajar sekarang rasanya kurang pantas. Biarkan dia meneruskan makan dulu. Mungkin ini makan yang terakhir baginya. Akan kutunggu dia di luar!"Wiro keluar dari rumah makan itu. Dengan cepat dia menyelinap ke balik sebuah bangunan kayu, mendekam
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #89 : Geger Di Pangandaran Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Sabtu, 27 Agustus 2016
Menabur Benih Kebahagiaan
Oleh: Agus Riyanto Kita kadang melupakan satu hal bahwa kebahagiaan itu bisa dirasakan semua orang tanpa syarat. Kita melupakan bahwa akar dari kebahagiaan dan ketenangan hidup adalah CINTA. Jika kebahagiaan ibarat buah yang dianugerahkan Tuhan untuk hamba-Nya maka buah itu berasal dari biji yang bernama CINTA.
Marilah kita sirami biji itu agar bisa tumbuh, bersemi, berkembang dan mekar dalam kehibupan kita. Mari kita nikmati keharuman bunga cinta yang telah mekar. Mari kita nikmati keindahannya dalam kehidupan, sehingga tidak ada lagi duka nestapa, sakit hati, stress, ketakutan, kecemasan, kedengkian, dan penderitaan dalam menjalani sisa hidup ini.
Cinta adalah benih kebahagiaan. Dengan cintalah kita bisa merangkai kelopak-kelopak kehidupan menjadi bunga kebahagiaan yang indah untuk dinikmati. Dengan cinta, kita tidak hanya sekedar hidup-hidupan, tetapi lebih dari itu—bisa menghidupkan hidup kita dan kehidupan orang lain. Denga cinta kita membuat segalanya lebih berarti. Hidup penuh cinta akan merubah tangis menjadi tawa, kepedihan menjadi
... baca selengkapnya di Menabur Benih Kebahagiaan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Jumat, 26 Agustus 2016
Lorong
Dia memanggilku, memanggil dan terus memanggil dari jauh, di seberang lorong yang gelap. Namun aku tidak bergerak, syarafku mati rasa, organ dalamku kejang, hatiku, diliputi rasa takut, rasa takut yang amat sangat. Jantungku kaku tak berdetak. Sungguh, sungguh aku seperti merasa berada di akhir dunia. Dia mendekat, berjalan perlahan ke arahku yang terkapar di lorong ini.
“Hei Kamu!”
“Ya, Kamu! Orang yang pura-pura berbaring di lantai.” Hardik orang itu dengan keras.
“Apa Kamu sudah siap? Saatnya Kamu enyah dari dunia ini!”
“Tungg… Tunggu dulu, kenapa Aku? Kenapa Aku harus enyah?” Aku berkata dengan gugup. Tak bisa kubayangkan aku dalam posisi seperti ini.
“Kamu sudah tidak pantas lagi berada di dunia ini..”
“Kamu sudah mati”
“Aku, aku, Mati? Tidak, tidak mungkin, aku baru saja pulang ke rumah, aku tidak tau bagaimana bisa sampai di sini. Tidak, aku tidak mati, aku masih hidup!”
“Ya, Kamu masih hidup, tapi jiwamu sudah mati, Hatimu sudah hilang entah kemana, perasaanmu sudah
... baca selengkapnya di Lorong Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Selasa, 23 Agustus 2016
Hadapi dengan Senyuman
Oleh: Pratama Puji
Senyuman adalah pahala, senyuman adalah pencair suasana, dan senyuman adalah pembawa ketenangan jiwa. Namun di jaman sekarang, kok susah sekali menemukan orang yang selalu tersenyum lepas. Mudah kita temui, orang-orang dengan wajah cemberut, menggerutu, dan pemarah. Apakah kondisi bangsa, kondisi keluarga, kondisi lingkungan dan kondisi masyarakat sekitar yang membuat kita jadi sulit untuk tersenyum dan lebih sering marah-marah? Tidak adil rasanya kalau kita selalu menyalahkan keadaan, tanpa membawa solusi terbaik.
Padahal ketika orang tersenyum, aura positif akan muncul. Sebuah amarah bisa cair seketika ketika kita mampu menyikapinya dengan senyuman. Ketika kita berkenalan dengan orang lain, senyuman adalah kunci untuk membuka pintu berkomunikasi. Senyuman merupakan tanda bagi orang yang bahagia dan bersyukur dalam hidupnya.
Saya mempunyai kenalan seorang tukang becak di perumahan. Pak Urip namanya. Orangnya sangat ramah, usianya sekitar 40 tahun. Walaupun tidak muda lagi, dia nampak gesit dan jarang menun
... baca selengkapnya di Hadapi dengan Senyuman Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Selasa, 16 Agustus 2016
Wiro Sableng #170 : Kupu-Kupu Mata Dewa
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : KUPU-KUPU GIOK NGARAI SIANOK
"Tuanku Laras, dengarkan saya. Ada yang hendak saya katakan. Ada satu hal yang sangat saya takutkan ..." Tuanku Laras angkat kepalanya dari dada Chia Swie Kim. Tapi dua tangan kini turun memegang paha Si gadis. "Puti Mata Dewa, kekaSihku ... Katakan, hal apa yang kau takutkan?" "Tuanku Laras, ketahuilah, saya sudah tidak gadis lagi. Saya tidak perawan lagi..." Sepasang mata Tuanku Laras membeliak. Bulu hitam putih yang menutupi wajah berdiri meranggas. "Puti Mata Dewa, apa maksudmu? Bicara yang jelas." "Tuanku Laras, ketika berada di goa kediaman Datuk Marajo Sati, Datuk itu telah merampas kehormatan saya. Dia meniduri saya sampai berulang kali..." Habis berkata begitu Chia Swie Kim lalu menangis sesenggukan. Apa yang diucapkan Si gadis seperti gelegar petir terdengarnya di telinga Tuanku Laras. "Srett!" Tiba-tiba Tuanku Laras cabut pedang Al Kausar.
BUKIT Batu Patah di Gudam, ranah Minangkabau, malam bulan sabit hari ke tiga. Kawasan yang selama ini diselimuti kesunyian dan dipalut kegelapan di malam hari, kini keadaannya sangat berbeda. Dua buah obor tiba-tiba melayang di udara. Entah Siapa yang melemparkan. Hebatnya, dua obor itu kemudian menukik ke tanah lalu clep... clep!
Menancap di halaman Rumah Gadang Nan Sambilan Ruang yang merupakan bangunan bekas Istana Keraja
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #170 : Kupu-Kupu Mata Dewa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Jumat, 12 Agustus 2016
Tangan Yang Diatas
Bulan ramadhan adalah bulan yang paling di tunggu orang muslim. Bagi Farid, ramadhan tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari dia harus hidup sendiri tanpa ibunya yang telah meninggal enam bulan yang lalu, dan sekarang dia harus hidup susah di Jakarta. Baginya tak ada pilihan lain selain merantau ke Jakarta. Di kampungnya tidak ada keluarga ibunya yang peduli padanya. Keluarga ayahnya, dia tidak tahu. Ayahnya saja tidak pernah dia lihat sejak lahir. Ibunya hanya mengatakan jika dia ingin mencari ayahnya ia harus ke Jakarta.
Hidup di Jakarta memang sangat sulit. Segala Pekerjaan telah Farid kerjakan. Mulai dari bekerja sebagai kuli angkut, pelayan warteg sampai jadi buruh bangunan telah dia lakukan, tapi itu masih tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Suasana pagi Jakarta yang ramai, penuh banyak mobil yang terjebak macet, yang di dalamnya terlihat orang-orang kaya berdasi ingin menuju ke kantornya, membuat Farid merenungi nasibnya.
“Apakah aku bisa seperti mereka? kapan itu bisa terjadi? andai…”.
Lamunan Farid terhenti oleh suara beberapa pengamen yang mengamen di salah satu mobil yang terjebak kemacetan. Suara mereka tidak bagus tetapi mereka tetap di beri uang. Hal inilah yang membuat Farid enggan menjadi pengamen. Baginya apa bedanya pengemis dengan pengamen. P
... baca selengkapnya di Tangan Yang Diatas Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu